Senin, 08 Oktober 2012

Purpura Trombositopenik Idiopatik (ITP)

PURPURA TROMBOSITOPENIK IDIOPATIK (ITP)

 Adanya artikel ini saya dapat dari mencari-cari dari sumber yang menurut saya relevan. Teman saya awalnya mengalami gejala-gejala sering buang air besar berdarah, hampir tiap bulan. Setelah diperiksa di poli penyakit dalam, dianjurkan untuk pemeriksaan laboratorium, antara lain tes darah, tes feses dan pemeriksaan colon in loop ( rontgen usus besar ). Hasilnya dinyatakan kolitis kronis karena colon transversum dan colon descenden mengalami penyempitan. Setelah berkonsultasi lagi ternyata masih harus menjalani banyak tes lagi untuk bisa tes kolonoskopi. 

Akan tetapi, sebelum menjalani tes laboratorium teman saya mengeluh adanya bintik-bintik merah disepanjang kaki, dari paha sampai ujung kaki dan tidak gatal. Ada juga bintik-bintik seperti alergi di sekitar lengan bawah tangan dan jari tangan, bintik tersebut tidak berwarna merah tetapi gatal. Gejala-gejala yang muncul dari penyakit ITP ini sebagian sama dengan yang dirasakan teman saya. Namun dari hasil tes darah, trombositnya normal. Hal itulah yang masih menjadi tanda tanya, dari sumber di internet banyak sekali diagnosa penyakit yang mungkin menyerang teman saya tersebut, seperti ( kanker darah, kanker colon, lupus, dan infeksi HIV). Baru kali ini saya menemukan artikel ITP ini setelah mencari-cari dengan bermodalkan keyword gejala yang dialami saja, mungkin artikel ini bisa sedikit memberi informasi yang bermanfaat.

Purpura Trombositopenik Idiopatik adalah suatu penyakit dimana terjadi perdarahan abnormal akibat rendahnya jumlah trombosit tanpa penyebab yang pasti.

Penyebab dari kekurangan trombosit tidak diketahui (idiopatik). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Meskipun pembentukan trombosit di sumsum tulang meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.

Pada anak-anak, penyakit ini biasanya terjadi setelah suatu infeksi virus dan setelah bebeerapa minggu atau beberapa bulan akan menghilang tanpa pengobatan.

Gejalanya bisa timbul secara tiba-tiba (akut) atau muncul secara perlahan (kronik).

Gejalanya berupa:
- bintik-bintik merah di kulit sebesar ujung jarum
- memar tanpa penyebab yang pasti
- perdarahan gusi dan hidung
- darah di dalam tinja.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala serta hasil pemeriksaan darah dan sumsum tulang yang menunjukkan rendahnya jumlah trombosit dan adanya peningkatan penghancuran trombosit.

Pada penderita dewasa, diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) dosis tinggi untuk mencoba menekan respon kekebalan tubuh. Pemberian kortikosteroid hampir selalu bisa meningkatkan jumlah trombosit, tetapi efeknya hanya sekejap. Obat-obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya azatioprin) juga kadang diberikan. Jika pemberian obat tidak efektif atau jika penyakitnya berulang, maka dilakukan pengangkatan limpa (splenektomi).

Imun globulin atau faktor anti-Rh (bagi penderita yang memiliki darah Rh-positif) dosis tinggi diberikan secara intravena kepada penderita yang mengalami perdarahan hebat akut. Obat ini juga digunkan untuk periode yang lebih lama (terutama pada anak-anak), guna mempertahankan jumlah trombosit yang memadai untuk mencegah perdarahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar